Si "Dia" Hanya Sebatas Kisah

Diposting oleh Nico_elfaliqi

Hari itu aku merasa sangat bersemangat berangkat ke sekolah, pagi yang sejuk, dan percikan sinar matahari mulai terlihat di upuk timur disela-sela pepohonan jauh di belakang rumah orang tuaku, maklum aku belum punya rumah sendiri. Motor yang selalu setia aku tunggangi telah aku panaskan mesinnya di halam rumah, pakaian seragam telah membalut tubuhku dan aroma wanginya tercium di setiap sudut rumahku, sampai-sampai ibu ku tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya, dan aku tau apa artinya itu, hehe.
Semua sudah disiapkan, aku siap-siap untuk berangkat, dan aku kembali ke cermin di dalam kamarku, dan melihat sosok ku yang tampan sekali hari itu, aku menarik nafas dalam-dalam sambil menatap wajahku di cermin dan melepaskan nafasku secara perlahan, bergegas keluar rumah dan berpamitan dengan ibbu ku tercinta. Helm telah aku pakai, “Bismillah”…aku pun berangkat ke sekolah, lumayan jauh jarak sekolahku dari rumah, memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan, karena aku kutu aspalt,,ya 40 menit biasanya sudah nongol di sekolah.
Dalam perjalan, di benakku terbayang sosok yang aku tidak tahu apa yang akan terjadi antara aku dengan sosok itu di sekolah.
Tidak terasa dari kejauhan satpam sekolah sudah terlihat di pintu gerbang, yang artinya aku akan tiba disekolah, pintu gerbangpun dibuka dan aku masuk ke area 17+,,,eh maksudnya area sekolah tau,,.  Tempat parkir biasa sudah menunggu motorku di pojok itu, dan terlihat motor teman-teman sekelas ku sudah ada juga disana, “Tumben dah nongol,,,hehe”. Motor  telah aku parkirkan, aku membuka joknya dan mengaitkan helm ku disana. Aku memutar tubuhku dan beranjak menuju kelas, sambil berjalan mata ini menyoroti pintu gerbang kelas lain, dan terlihat ramai di depan pintu kelas itu, maklum segerombolan siswa-siswi lagi kangen-kangenan karena udah sehari g’ bertemu. Namun sebenarnya ada sosok lain, yang ingin aku lihat, ehem,,,siapakah dia??? Yang jelas bukan pak satpam.
Aku sudah masuk ke dalam kelas ku tersayang, sautan demi sautan menyapaku dari teman-teman sekelasku, nagih hutang,,,hahaha, ea engga lah,,,. Kelas yang istimewa memang, mengapa demikian, karena kelas yang kami sarangi dilengkapi dengan AC dan TV, soalnya bekas laboratorium bahasa, dan kelas-kelas yang lain tidak demikian, maaf bukannya sombong, tapi sekedar pemberitahuan doank.
            Hei Nic,,,kaya yang seneng banget hari ini? Kata teman sebangku ku. “Akh biasa aja koq,,, J “.
Seperti biasa, ocehan demi ocehan mengalir di telingaku dari guru-guru yang setiap 2 jam berganti masuk ke kelasku yang sedikit banyaknya nyangkut di otakku.
Tidak terasa sudah masuk jam terakhir mata pelajaran, hati ini mulai bedetak tak tentu arahnya, karena bel bertanda pulang sebentar lagi akan terdengar. Tidak lama kemudian sesaat guru terakhir menutup pelajaran disambut dengan bunyi bel bertanda waktu pulang. Di luar kelas siswa-siswi yang lainnya sudah bertebaran, yang sebelumnya hening menjadi suara gemuruh yang tidak jelas, maksudnya suara para siswa-siswi yang berada di luar, sesekali ada suara jeritan, tertawa, campur aduk pokoknya kaya gado-gado.
Aku tidak lansung keluar kelas, sejenak aku duduk di bangku ku, sambil melihat teman-teman yang sudah meninggalkan kelas, sambil memberikan isyarat kepadaku bahwa mereka pulang duluan. Aku menyatukan jemariku dan menopangnya di dagu ku serta sedikit menundukkan bahuku, berfikir apa yang harus aku lakukan dan aku katakan. Sesekali aku mengangkat kepalaku dan melihat ke arah jendela. Aku mengambil HP ku di dalam saku celanaku, hati ini bergumam, telpon atau tidak ya?.
Akhirnya aku beranikan diri untuk menghubungi sosok yang terus menghantuiku, bibir ini seakan terkunci, untuk mengatakan sesuatu, tapi tetap aku harus memberanikan diri. Aku pun menghubunginya.
            “Assalamu’alaikum,,, dah pulang dex?”. Aku tahu suara ku terdengar gugup.
            “Wa’alaikum salam,,, belum kak, masih di depan kelas ma teman-teman, gimana kak ada apa?”.
Dia seakan memberikan respon terhadapku, yang aku juga tahu dia menunggu sesuatu dariku, karena aku sudah berjanji ingin menemuinya hari itu sepulang dari sekolah.
            “Engga dex, kan kakak dah janji mau nemuin adex sepulang sekolah, tapi kakak malu tau,,,”. Terdengar di Hp suaranya seperti tersenyum kecil.
            “Hemm,,,,malu kenapa, adek juga malu sebenarnya ketemu ma kakak…”. Sautnya.
            “Terus gimana nih,,,? Tapi mau kan ketemu ma kakak?”. Aku sudah mulai berani dan terasa hangat ngobrol lewat Hp dengannya.
            “Ya,,,terserah kakak aja deh,,,hehe”. Balasnya dengan nada yang anggun.
“Ya udah ya,,,bentar lagi kakak ke kelas adek, tunggu ya,,,”.
Sembari aku berdiri dari duduk ku dan menuju pintu kelas, dan menyenderkan bahuku di tepi pintu.
            “Ok kak,,,Assalammu’alaikum,,,”. Dan pembicaran antara diriku dan dirinya terputus, kembali aku memasukan Hp ku ke dalam saku celanaku.
Aku masih berdiri di depan pintu sesekali melirik ke arah kelas si “Dia” yang berada di seberang kelas ku, yang dipisahkan oleh lapangan basket. Situasi sekolah sudah mulai sepi, para guru sudah terlihat pulang meninggalkan sekolah, hanya tinggal beberapa orang siswa-siswi yang akan mengikuti kegiatan ekstra sekolah.
Aku pun menggerakkan kaki ku ke arah kelasnya, walau panas dingin sepertinya kurasa, gugup dan sedikit salah tingkah. Sosok si “Dia” terlihat di depan kelasnya bersama beberapa orang temannya yang masih bercengkrama. Dan disaat temannya melihat aku akan menghampiri si “Dia” temannya pun bergegas meninggalkan si “Dia” sambil cengingisan, dan si “Dia” pun agak terlihat salah tingkah. Dan tanpa aku sadari aku sudah berada di hadapannya yang kedatanganku di sambut dengan senyuman manisnya.  
            “Ehem,,,hadooh,,,kakak,,ada apa ni, tumben ngajak ketemuan,,,?. Sapaan awal yang aku terima dari si “Dia”.
            “Ia nih dek,,,sengaja dan harus ditemuin adek nih,,,”.
Sambil tersenyum aku membalas sapaannya tadi. Dan aku sudah merasa cuek dengan apa yang ada di sekitarku, soalnya aku merasa di mata-matai oleh banyak orang, dan untungnya itu hanya perasaanku saja.
Obrolan ringan memadu antara aku dan si “Dia” di depan kelasnya, sesekali ada tawa karena ada canda didalamnya, dan obrolan itu terhenti karena aku ingin mengatakan sesuatu yang penting yang membuat hatiku risih atasnya. Aku pun mengajaknya duduk di kursi dalam kelas, dan si “Dia” pun ikut duduk didalam kelas, kamipun duduk didalam kelas, tapi pintu kelas tetap terbuka dan terlihat siswa-siswi yang sedang mengikuti kegiatan ekstra, walaupun terlihat sedikit jauh.
Aku kembali membuka pembicaraan dengan si “Dia”.
            “Dek, adek tau engga kakak ngajak ketemuan sekarang tu kenapa?”. Aku bertanya kepadanya sambil menatapnya.
            “Hemm,,,g’ tau kak”. Jawabnya singkat sambil menatapku dan lansung menunduk dan tersenyum.
            “Yang jelas engga nagih hutang dek,,,”. Guyonku
            “Hahaha,,,ikh kakak ni bisa aja, ayolah kak ada apa, bikin adek penasaran aja,,,”. Si “Dia” tertawa dan tersipu malu, wajahnya sudah terlihat merah, yang jelas dia bukan sedang marah.
            “Kakak tu sebenarnya, senang melihat adek, selama ini kakak mencuri pandangan ke adek, semuanya itu berawal dari waktu kita ikut paduan suara bersama dek,,,”. Aku sudah mulai menjelaskan maksud hati ini terhadap si “Dia”.
            “Terus,,,”. Dengan singkat dia menjawab.
            “Terus,,,kita berantem aja yuk sekarang dek,,,”. Seperti kilat aku pun membalas
            “Hahaha,,,tu kan kakak ni,,,becanda mulu, kapan seriusnya…?”. Dia kembali tertawa, sepertinya mukaku saat itu seperti badut dimatanya, hehe.
            “Serius,,,kakak suka ma adek, dan ingin adek menjadi pacar kakak.”. si “Dia” terdiam sambil menatapku dengan tajam, suasana seakan hening, pohon seakan tak bergoyang, angin seakan terhenti. Aku belum tahu apa yang dipikirkannya terhadapku. Dan kembali aku berkata kepadanya.
            “Adek harus tau, sebenarnya baru kali ini kakak mengatakan hal seperti ini terhadap cewek, dan lidah ini terasa kaku sebenarnya untuk mengatakannya dek, tapi disisi lain hati kakak tersiksa kalau kakak tidak mengungkapkannya ke adek,,,”.
Si “Dia” masih terdiam tanpa kata, tidak ada tanggapan, dan saat itu tatapannya seakan kosong mengarah keluar kelas. Aku pun terdiam dan menundukan tatapn ku ke bawah kearah lantai, sambil menggerak-gerakkan sepatuku, menunggu respon darinya, aku kembali menatap wajahnya, dan dia masih terlihat diam. Dan akhirnya suara punkeluar dari mulut si “Dia”.
            “Maaf kak,,,sebenarnya adek juga g bisa,,,”. Suaranya terputus.
            “Engga bisa apa dek,,,”. Jawabku penasaran.
            “Engga bisa ngebohongin hati adek, kalau adek tu juga suka ma kakak,,,”.
Seakan suara itu seperti diiringi backsound yang sangan indah nan romantis, bunga-bunga seakan mekar dari kuncupnya, burung-burung berkicau ria, menyambut kehadiran diriku dan dirinya di taman bunga.
            “Jadi,,,adek mau jadi pacar kakak,,,”. Aku menatapnya dengan mataku seakan berbinar bahagia, dengan senyuman dia mengangguk dan melihat mataku. Aku merasa senang sekali dan ingin aku berada di puncak gunung dan berteriak agar seisi bumi mendengarkan bahwa cintaku diterima oleh si “Dia”.
Dia memberikan kelingkingnya di hadapanku bertanda bahwa si “Dia” akan menjalani hari-harinya bersamaku, dan akupun menyatukan kelingking manisnya dengan kelingku, kami saling bertatapan dan hati kami seakan berkata “Aku mencintaimu, dan aku ingin selalu bersamamu”.
Begitulah segelumit kisah kasih di sekolah, aku dan dirinya merasakan hal baru dalam nuansa indah bertabur cinta. Dan akhirnya aku mengantarkannya pulang kerumahnya.
Aku sangat senang saat itu karena dia adalah wanita pertama yang menjadi kekasihku, walau saat ini dia sudah bersama yang lain. Dan bukan berarti aku ingin mengganggu kehidupannya yang baru bersama kekasih hatinya yang baru. Aku merasa bahagia jika ia merasakan bahagia. Saat ini si “Dia” hanyalah sebuah kisah.




Selalu Ada Cinta

Diposting oleh Nico_elfaliqi


Aku tersenyum saat ini karena telah sering ku menangis
Segelumit hiruk pikuk terbakar tak dapat kupandang dan tak ingin ku ingat
Selalu ingin langit benderang dengan tirai indah bertabur kisah
Hal yang tak mungkin dilakukan awan terhadap keinginan matahari
Cahaya tetap akan selalu ada walau menerobos masuk pori-pori keagungan tersembunyi
Datang dan enyahnya pasti terjadi, penyesalan, kesedihan adanyapun pasti
Kesempatan selalu ada diantara gemuruh ombak menerpa karang yang taburan buihnya indah
Ada warna-warni cinta disaat cahaya menyelinap diantaranya

Harapan Cinta

Diposting oleh Nico_elfaliqi


Sebongkah rasa yang telah lama terkubur ku pasrah
Kerumitan cinta terlalu sering mengendap dalam asa kian bertepi
Sesekali mengetuk hati untuk kembali mencari rasa
Khawatir terulang menyakitkan relung jiwa
Entah siapa yang harus dipersalahkan, karena tiada layak untuk saling menyalahkan
Ku selalu mencoba memanggilnya hadir disaat ku gundah
Namun ku ingin ia hadir dengan suka dan bahagia untuk sekali dan selamanya

Kejujuran Cinta

Diposting oleh Nico_elfaliqi

Harusnya kau mengerti tentang Aku dan cinta ini
Tatapan yang sulit ku lakukan, bukankah suatu bukti hati ini terhadapmu
Ku yakin Kau paham, dan sudah seharusnya kau menyadarkan diri
Tak perlu kau menipu sikap mu terhadap hati ini
Kejujuran cinta, manis dan pahit akan ku terima
Khawatirmu akan menyakitkan ku
Akan lebih sakit kurasakan jika harapan cinta tak tersampaikan kepadaku.
Sudahlah, ini mungkin hanya guyonan saja
Teertawalah kamu sepuasnya, bukan apa-apa dari semua ini
Jika seiriing waktu memudar, kamu hanya bayangan khayalku.

PD. KARYA PRIMA. MENERIMA PEMESANAN/PEMBUATAN PAGAR, RAILING TANGGA, KANOPI, TERALIS, HANDERSON, dll...

Diposting oleh Nico_elfaliqi

 CONTOH RAILING TANGGA



CONTOH KANOPI


  
CONTOH TERALIS



KAMI MENERIMA PEMESANAN/PEMBUATAN PAGAR, TERALIS, KANOPI, RAILING TANGGA, HANDERSON, DLL
HUBUNGI KAMI DI KOMP. PERUMAHAN PANGHEGAR 9. JLN. PANUTAN RAYA. UJUNG BERUNG.BANDUNG
HP. 08122380705